KETIK, SURABAYA – United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) bersama Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Jawa Timur menggelar Webinar Kepemudaan 2023 bertajuk 'Satukan Langkah Pemuda Ciptakan Ruang Digital Aman' pada Rabu, (15/3/2023).
Webinar ini melihat sebagai negara pengguna Internet terbanyak nomor 4 di dunia, Indonesia memiliki 204,7 juta pengguna internet.
Internet mempunyai sisi positif dan negatif. Beberapa dampak negatif internet yang harus ditekan misalnya penanggulangan berita hoax yang sering membuat perpecahan di masyarakat.
Tidak hanya itu, adanya cyber bullying cukup berbahaya untuk anak-anak yang menggunakan internet.
Diungkapkan Kepala Kantor UNICEF Wilayah Jawa Tubagus Arie Rukmantara, peran pemuda sangat penting untuk mencegah anak-anak terhindar dari cyber bullying di dunia internet.
"Pesan pertama, saya meminta karena di sini Dinas Kepemudaan dan pesertanya pemuda-pemuda hebat di Jawa Timur untuk menjaga anak-anak Indonesia, Jawa Timur kita jaga bareng untuk setiap anak internetnya aman," ujarnya.
Fakta menunjukkan, anak-anak Indonesia usia 12 sampai 17 tahun 95 persen mengakses internet. Itu hampir seluruh anak-anak yang berada di SD sampai SMA. Mereka mengakses internet minimal dua kali dalam sehari.
"Menurut survei UNICEF dan Kementerian Anak, 22 persen anak-anak menemukan konten seksual tidak sengaja, mereka search materi-materi pendidikan malah menemukan konten seksual secara tidak terduga," ucap Arie.
Arie menyebut sebagian kecil sejumlah 9 persen anak-anak yang mencari konten negatif di internet dan sekitar 500 ribu anak Indonesia pernah mengalami eksploitasi seksual atau dibully di internet atau disebut cyber bullying.
"Setengah juta itu tidak sedikit ya, hampir populasi remaja dan anak di Surabaya itu hampir semuanya mengalami kekerasan seksual atau cyber bullying tapi hanya 29 persen itu yang benar-benar melaporkan mereka sudah pernah mengalami kekerasan seksual," ujar Arie Rukmantara.
Data dari Unicef. (Foto: Tangkapan Layar Zoom)
UNICEF meminta bantuan kepada pemuda-pemuda Indonesia dan setengah juta anak-anak Indonesia agar tidak berada di lingkungan tidak aman terutama di online.
"Kami meminta kepada para pemuda definisinya 19 sampai 24 di PBB paling tidak setengah juta anak Indonesia dari serangan-serangan yang berbahaya dari dunia internet," papar Arie.
Arie Rukmantara mengungkapkan cara agar anak-anak terlindungi di internet. Pertama dilindungi bersama hal itu disebut community parenting, ini adalah perlindungan bersama-sama dalam satu lingkungan masyarakat.
"Selain menciptakan kepada para pemuda yang ada disini, kita ciptakan cara melindungi siskamling tadi anak-anak kita di dunia internet caranya misalnya menguasai dunia internet tentunya," tutur Kepala Kantor UNICEF untuk Wilayah Jawa itu.
Kedua adalah menciptakan aplikasi yang aman untuk anak-anak, dan yang ketiga adalah membiasakan mengedukasi anak-anak tentang dunia internet yang aman.
Menurut Arie, menguasai internet adalah sangat penting bagi pemuda karena anak-anak muda mengambil peran penting untuk masa depan bangsa, selain menguasai internet juga memastikan mempunyai aplikasi atau teknologi yang bisa mencegah kekerasan atau cyber bullying pada anak-anak.
"Anak-anak muda Jawa Timur harus memimpin Indonesia, dan Indonesia minimal harus jadi pemain keempat terbesar di dunia," jelasnya.
"Maka Indonesia harus punya tempat di dunia yang spesifik minimal tadi menjadi kakak keempat terbesar di dunia berhasil mengamankan anak-anak di dunia internet dengan aplikasi atau teknologi yang ditemukan oleh anak-anak Jawa Timur, anak-anak Indonesia," tambah Arie.
Jika Indonesia berhasil menjadi kakak terbesar keempat untuk pengamanan anak-anak terhadap cyber bullying, dunia akan mencontek Indonesia mengenai perlindungan anak di dunia maya. (*)