KETIK, SURABAYA – Sebagai ibu kota Penang, George Town menawarkan gambaran otentik tentang identitas Penang.
Didirikan pada 1786 oleh Kapten Francis Light, tempat ini adalah salah satu pemukiman Inggris pertama di Asia Tenggara. Kota ini pun kini telah tumbuh menjadi pusat yang kaya akan warisan budaya dan sejarah.
Menelusuri George Town membawa wisatawan pada perjalanan menyeluruh. Pengunjung bisa menyaksikan perpaduan kehidupan modern dengan arsitektur bersejarah yang masih sangat terawat.
Pengakuan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 7 Juli 2008, seperti yang dijelaskan oleh Dr. Shida yang merupakan dosen dari Universiti Sains Malaysia (USM), menegaskan pentingnya George Town di mata dunia.
Bangunan-bangunan di kota ini mencerminkan perpaduan gaya arsitektur Eropa dan Asia, dengan detail seperti ukiran pintu dan warna-warna cerah yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah panjang kota ini.
Di setiap sudut, wisatawan dapat merasakan keindahan arsitektur yang berbaur dengan budaya lokal yang multikultural.
Keberagaman budaya merupakan salah satu kekuatan George Town. Kota ini dihuni oleh komunitas Tionghoa, India, dan Melayu yang hidup berdampingan.
Hal ini tercermin dalam kuliner yang kaya, mulai dari Nasi Kandar khas komunitas India Muslim hingga hidangan otentik Tionghoa, memberikan pilihan kuliner yang memanjakan selera para wisatawan.
Selain kuliner, George Town juga dikenal dengan berbagai atraksi unik, termasuk Penang Street Art yang dihiasi oleh mural-mural ikonik karya seniman internasional, seperti Ernest Zacharevic.
Ketika malam tiba, suasana kota semakin hidup dengan lampu jalan yang menerangi bangunan tua dan gang-gang kecil, menciptakan suasana penuh kehidupan.
Dengan sejarah yang mendalam, budaya yang beragam, serta kehidupan malam yang semarak, George Town terus menarik perhatian wisatawan dari berbagai usia dan latar belakang. Sebagai salah satu destinasi wisata terpopuler di Malaysia, George Town menawarkan pengalaman yang tak terlupakan. (*)