KETIK, SEMARANG – Bagi anda yang mengunjungi Kota Semarang, tidak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Masjid ini menarik karena gaya arsitekturnya yang unik.
Berdiri di pusat kota Semarang, masjid ini telah menjadi simbol kebanggaan dan identitas budaya masyarakat Jawa Tengah sejak pertama kali diperkenalkan kepada dunia pada 2006.
Masjid yang terletak di Jalan Gajah Raya, Kelurahan Sambirejo, Gayamsari, Kota Semarang ini memadukan desain arsitektur Jawa, Islam dan Romawi. Itu membuat masjid ini menjadi salah satu tujuan wisata populer di Kota Semarang.
Arsitektur Jawa terlihat jelas pada bagian badan atap masjid yang berbentuk limas serta dasar tiang masjid bermotif batik seperti model tumpal, untu walang, kawung, dan parang-parangan.
Arsitektur Arab dapat dilihat dari kubah puncak masjid dan dinding masjid yang dihiasi kaligrafi. Sedangkan gaya arsitektur Romawi terlihat pada desain interior dan pewarnaan sudut- sudut bangunan.
Masjid yang berdiri di atas lahan 10 hektar ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia periode 2004-2009, Susilo Bambang Yudhoyono dengan menandatangani prasasti yang terbuat dari batu alam setinggi 3,2 meter dan berat 7,8 ton. Batu alam ini didatangkan dari lereng Gunung Merapi.
Salah satu hal unik yang ada di Masjid Agung Jawa Tengah adalah keberadaan 6 buah payung hidrolik raksasa yang ada di teras masjid. Payung ini dapat dibuka tutup secara otomatis, dan berfungsi sebagai atap kala jumlah jamaah tengah meluap.
Masjid Agung Jawa Tengah yang memiliki payung hidrolik raksasa. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)
Masing-masing tiang payung hidrolik memiliki tinggi 20 meter dan bentangan hingga 14 meter, yang modelnya terinspirasi dari Masjid Nabawi yang ada di Madinah, Arab Saudi.
Masjid Agung Jawa Tengah juga memiliki sebuah menara yang dinamakan menara Al-Husna. Menara Al-Husna yang tingginya 99 meter ini adalah simbol jumlah nama-nama Allah.
Tidak hanya berfungsi sebagai menara masjid, keberadaan menara Al-Husna juga bisa digunakan oleh para wisatawan untuk melihat pemandangan Kota Semarang dari ketinggian.
Beralih ke bagian interior, para pengunjung dapat melihat didominasi warna cokelat muda pada lantai dan aksen kayu berwarna hijau pada atap bagian dalam.
Selain itu masjid ini juga memiliki Mihrab yang terlihat anggun dengan pigura yang terbuat dari ukiran kayu, serta bagian mimbar berasal dari dinding yang sengaja dibuka untuk memberikan ruang di dalamnya sebagai tempat khatib berkhotbah.
Tidak lupa di dalam Masjid Agung Jawa Tengah, pengunjung juga dapat melihat keberadaan Al-quran raksasa yang berukuran 145 x 95. Mushaf Al-quran tersebut merupakan karya Drs. Hayat dari Universitas Sains Al Qur'an (UNSIQ) Wonosobo, Jawa Tengah.(*)