KETIK, JAKARTA – Mantan presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Michelle Obama mendukung wakil presiden Kamala Harris maju di pemilihan presiden.
Obama dilaporkan termasuk di antara lebih dari 100 tokoh Demokrat terkemuka yang diajak bicara Harris setelah Presiden Joe Biden menyatakan dari pencalonan Minggu lalu.
Wakil presiden AS tersebut telah mendapatkan dukungan mayoritas delegasi Partai Demokrat, sehingga menempatkannya di jalur yang tepat untuk menjadi calon resmi pada konvensi partai di bulan Agustus.
Keluarga Obama mengatakan dalam pernyataan bahwa mereka sangat bersemangat untuk mendukung Harris.
Mereka bersumpah untuk melakukan “segala yang kami bisa” untuk memilihnya. “Kami setuju dengan Presiden Biden,” kata pasangan Obama dan Michelle itu dalam pernyataannya dikutip dari BBC Jumat (26/7/2024).
“Memilih Kamala adalah salah satu keputusan terbaik yang dia buat," terang Obama.
Menurut Obama, Harris memiliki resume untuk membuktikannya.” Mereka mengutip rekam jejaknya sebagai jaksa agung Kalifornia, senator AS, dan kemudian wakil presiden.
“Tetapi Kamala memiliki lebih dari sekedar resume,” lanjut pernyataan itu.
“Dia mempunyai visi, karakter, dan kekuatan yang dibutuhkan saat kritis ini.
“Tidak ada keraguan dalam pikiran kami bahwa Kamala Harris memiliki apa yang diperlukan untuk memenangkan pemilu ini dan memberikan hasil yang baik bagi rakyat Amerika.
"Pada saat pertaruhannya semakin tinggi, dia memberi kita semua alasan untuk berharap."
Pernyataan tersebut disertai dengan video Harris menerima panggilan telepon dari keluarga Obama yang berisi janji dukungan mereka.
"Ya ampun," kata wakil presiden dalam klip itu.
"Michelle, Barack, ini sangat berarti bagiku."
Harris telah mengadakan sejumlah acara kampanye di seluruh AS pada hari-hari sejak Biden mengundurkan diri dari pencalonan.
Pada hari Kamis, Obama berpidato di depan serikat Federasi Guru Amerika di Houston.
Meskipun acara tersebut dianggap sebagai bagian dari tugas wakil presidennya, acara tersebut bernuansa kampanye, dengan tepuk tangan meriah dan sorak-sorai dari para penonton.
Menggemakan bahasa yang digunakan dalam kampanye pada awal pekan ini, Harris menargetkan apa yang dia sebut sebagai Partai Republik yang ekstremis dan kebijakan yang “gagal”.
“Kami ingin melarang senjata serbu, dan mereka ingin melarang buku,” katanya.
Sementara itu, calon presiden dari Partai Republik Donald Trump terus melakukan serangan terhadap saingan barunya.
"Lyin' Kamala Harris adalah seorang Marxis kiri radikal, dan lebih buruk lagi!" katanya dalam postingan yang sebagian besar huruf kapital di platform media sosialnya, Truth Social.
Trump juga menolak untuk melakukan debat di televisi dengan Harris sampai Harris secara resmi dikukuhkan sebagai calon dari partai tersebut.
Dia berpendapat bahwa Partai Demokrat "masih menunggu seseorang yang 'lebih baik". (*)