KETIK, SURABAYA – Penyebab ledakan yang terjadi di Mako Brimob Surabaya, mulai terkuak. Ledakan dengan suara cukup keras itu terjadi pada Senin (04/03/2024) siang tepatnya di kantor Subdensi Pom Detasemen I Kepolisian Daerah Jawa Timur, di Mako Brimbob di Krembangan, Surabaya.
Lalu disusul terdengar ledakan kedua kalinya pukul 13.10 WIB. Pantauan jurnalis Ketik.co.id di lokasi kejadian, terlihat beberapa tempat mengalami kerusakan akibat getaran dari dua kali ledakan ini.
Kepala Bidang Laboratorium Forensik (Kabid Labfor) Polda Jatim Kombes Pol Sodiq Pratomo memaparkan, dari hasil olah TKP, ditemukan barang bukti berupa satu boraks, kedua sulfur. Kemudian dilakukan pengecekan oksidatornya, ternyata positif oksidator.
"Dari bahan-bahan tersebut merupakan indikasi bahan dari respoder atau bahan yang sering dibuat untuk mercon atau bondet dll. Bahan itu digolongkan sebagai ruang low explosive (ledakan rendah)," ujar Sodiq.
"Tapi justru sungguh sangat riskan atau sensitif dari berbagai ragam. Dari gerakan, panas, tekanan itu sangat sensitif. Kalau naik justru lebih aman, bila tidak terlalu sensitif," ucapnya saat jumpa pers pada Senin, (4/3/2024).
Menurut analisa dari Labfor, karena suasana sedang hujan, barang-barang tersebut baru masuk, lalu lembab, reaksi kimia di antara bahan itu.
"Karena suhu sekitar jam 10 an, itu secara teori bisa meledak dengan sendirinya tapi bisa mungkin yang lain. Sedang kita analisa," jelasnya.
"Tapi sejauh ini yang paling mungkin itu seperti kejadian sebelumnya yang memicu adalah getaran, panas atau karena tekanan," imbuh Sodiq.
Menurutnya, kesimpulan sementara saat ini karena kondisinya lembab kemudian kena sinar matahari lalu terjadi reaksi kimia di antara bahan tersebut kemudian timbul ledakan.
"Tapi yang jelas ruangan itu 2x3 meter itu juga berpotensi jadi casingnya. Barang-barang itu di dalam kemudian karena ledakan jadi menimbulkan efek yang lebih besar karena ruangnnya kecil," jelas Sodiq.
Mengenai ledakan kedua, Kabid Labfor Polda Jatim menjabarkan ledakan susulan itu kalau di teori ledakan karena dihasilkan oleh ledakan yang pertama.
"Jadi ledakan pertama menimbulkan ledakan-ledakan berikutnya. Anggap yang pertama itu dia mendentonasi yang lain untuk meledak kemudian," pungkas Sodiq. (*)