KETIK, SURABAYA – Merujuk pada kalender Hijriah 2024 dari Kemenag RI diperingati setiap tanggal 1 Muharram akan jatuh pada hari Minggu 7 Juli 2024. Apakah perbedaan Malam 1 Suro dan Muharram, berikut penjelasannya.
Malam 1 Suro dan 1 Muharram adalah dua istilah yang merujuk pada awal tahun baru dalam penanggalan Islam, tetapi mereka memiliki konteks dan makna yang sedikit berbeda tergantung pada budaya dan tradisi.
1 Muharram adalah hari pertama dalam kalender Hijriyah (Islam). Muharram adalah salah satu dari empat bulan suci dalam Islam dan hari pertama bulan ini menandai awal tahun baru Islam.
Beberapa peristiwa penting dalam sejarah Islam terkait dengan bulan Muharram, termasuk peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah.
Umat Islam di berbagai belahan dunia biasanya menganggap bulan ini sebagai waktu untuk refleksi dan memperkuat keimanan.
Definisi Malam 1 Suro adalah istilah yang digunakan dalam budaya Jawa untuk menyebut malam sebelum tanggal 1 Muharram. "Suro" adalah sebutan dalam bahasa Jawa untuk bulan Muharram.
Malam 1 Suro memiliki makna khusus dalam budaya Jawa, terutama di kalangan masyarakat yang masih memegang teguh tradisi kejawen. Malam ini dianggap sakral dan penuh mistis, sering kali diisi dengan berbagai ritual dan upacara adat yang bertujuan untuk keselamatan, keberkahan, dan pembersihan diri.
Perbedaan Utama
1. Konteks Keagamaan vs Budaya: 1 Muharram lebih bersifat universal dalam konteks keagamaan Islam di seluruh dunia, sementara Malam 1 Suro lebih bersifat lokal dalam konteks budaya Jawa.
2. Ritual dan Tradisi: 1 Muharram biasanya diisi dengan ibadah seperti doa dan puasa. Sedangkan Malam 1 Suro diisi dengan berbagai ritual adat Jawa seperti tirakat, kungkum (berendam di sungai), atau semedi.
3. Nama dan Penggunaan: 1 Muharram adalah nama dalam kalender Islam secara global, sementara Malam 1 Suro adalah penamaan khusus dalam budaya Jawa.
Meskipun keduanya menandai awal yang sama dalam kalender Hijriyah, cara perayaannya dapat sangat berbeda tergantung pada tradisi dan budaya setempat. (*)
