KETIK, MALANG – Harga eceran tertinggi (HET) beras SPHP mengalami kenaikan menjadi Rp 62.500 per 5 kilogram. Kenaikan tersebut menyebabkan warga Kota Malang mulai beralih ke beras premium.
Pedagang Toko Pasar Kasin, Wati menjelaskan beralihnya masyarakat ke beras premium disebabkan oleh selisih harga dengan beras SPHP yang tidak terlalu jauh. Untuk 5 kilogramnya, harga beras premium mencapai Rp 70.000 dari harga awal Rp 75.000.
"Kalau beras Bulog (SPHP) naiknya sudah satu minggu pengiriman kemarin. Sekarang orang-orang beralih ke beras premium karena harganya turun dan haega beras Bulog naik, jadi orang milih beras premium," ujar Wati, Selasa (21/5/2024).
Harga beras SPHP saat ini mengalami kenaikan dari harga awal Rp 55.000 per 5 kilogram. Alhasil banyak stok beras SPHP yang tidak habis dalam satu minggu berjualan.
"Kalau stok 20 sak, sekarang tidak habis dalam satu minggu. Dulu 100 dalam seminggu kurang. Di jatah pembeli satu orang tiga sak. Jadi banyak pembeli yang bawa saudara supaya dapat SPHP," tambahnya.
Pengecekan harga beras di retail modern oleh Pj Wali Kota Malang bersama TPID. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)
Sementara itu Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menjelaskan tak dapat dipungkiri naiknya HET beras SPHP berpengaruh pada permintaan masyarakat.
"Beras memang SPHP dari pemerintah naik. Dengan harga beras premium hampir mendekati, rata-rata selisih harga gak terlalu jauh, masyarakat lebih memilih yang premium," ujar Wahyu.
Kendati demikian kenaikan harga tidak terpengaruh pada stok yang ada. Terlebih kenaikan harga tersebut memiliki kondisi yang berbeda dengan momen hari raya.
"Beras SPHP dari pemerintah naik, masyarakat beralih ke premium, daya beli masyarakat gak berpengaruh ke masyarakat. Stok juga gak berpengaruh," tambahnya.
Kepala Bulog Malang, Siane Dwi Agustina menjelaskan kenaikan harga beras akibat panen raya sehingga permintaan beras menurun.
"Sekarang ini karena panen raya, sehingga permintaannya agak menurun. Karena memang beras yang ada di masyarakat, stok agak banyak," ujar Siane.
Apabila telah memasuki musim paceklik diperkirakan permintaan beras akan kembali tinggi. Kendati demikian Siane memastikan ketersediaan beras masih mencukupi hingga enam bulan ke depan.
"Kalau penurunan lumayan ini, cuma memang karena kondisinya panen raya otomatis stok di masyarakat banyak. Kemarin stok kan agak berkurang karena belum panen raya, masih paceklik. Mei ini masih banyak panen jadi harga sudah mulai ada penurunan," tambahnya.(*)
