KETIK, JAKARTA – Harga minyak turun pada Senin (22/5/2023) imbas kehati-hatian terkait pembicaraan batas utang AS.
Tak hanya itu, penurunan harga minyak juga disebabkan atas kekhawatiran pemulihan permintaan di China, turunnya pasokan dari Kanada dan produsen OPEC+.
Kontrak berjangka minyak mentah Brent turun 48 sen atau 0,6 persen menjadi US$75,10 per barel pada pukul 02:01 GMT.
Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli, kontrak yang diperdagangkan lebih aktif, turun 45 sen atau 0,6 persen menjadi US$71,24. Kontrak WTI Juni, yang berakhir pada Senin, turun 52 sen menjadi US$71,03 per barel.
Pembicaraan kembali mengenai batas utang Amerika Serikat pada Senin tetap menjadi faktor penentu utama bagi harga minyak mentah dan sentimen risiko minggu ini, kata analis Tony Sycamore dari IG yang berbasis di Sydney.
Investor juga khawatir pemulihan China melambat setelah laporan data ekonomi yang lemah dalam dua minggu terakhir, tambahnya.
"Jika pasar perumahan terus turun dan para pembuat kebijakan gagal merespons, risiko perlambatan China yang kedua kali akan meningkat, yang berarti berita buruk bagi konsumsi dan permintaan minyak mentah," kata Sycamore.
Minggu lalu, kedua patokan minyak mengalami kenaikan sekitar 2 persen, kenaikan mingguan pertama dalam lima minggu, setelah kebakaran hutan menutup sejumlah besar pasokan minyak mentah di Alberta, Kanada.
Dampak dari pemangkasan produksi sukarela oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, juga dirasakan setelah mulai berlaku bulan ini, kata analis dari Goldman Sachs dan JP Morgan.
Total ekspor minyak mentah dan produk minyak dari kelompok tersebut anjlok 1,7 juta barel per hari (bph) pada 16 Mei, menambahkan bahwa ekspor minyak Rusia kemungkinan akan turun pada akhir Mei. (*)