KETIK, LUMAJANG – Para pemilik budidaya ikan karamba di Ranu Klakah Lumajang terancam merugi. Itu karena fenomena Koyo terjadi lagi, yang menyebabkan ikan-ikan tersebut muncul ke permukaan dalam kondisi teler karena naiknya gas belerang di danau tersebut.
Pada Senin (3/7/2023) di sekitar Ranu Klakah menjadi pasar ikan dadakan. Sementara harga ikan nila yang biasanya dijual dengan Rp 33 ribu per kilogram hari ini dijual dengan harga Rp 20 ribu per kilogram.
Yang paling merugi adalah pengelola karamba yang ikan peliharaannya tidak terlalu besar. Mereka terpaksa harus memanen lebih awal, karena jika dibiarkan, ikan-ikan tersebut terancam mati.
Warga sekitar Ranu Klakah memanfaatkan kesempatan ini untuk menangkap ikan dengan cara menjala, atau menggunakan besi lancip sehingga dengan mudah bisa menangkap ikan.
"Karena hasil tangkapan kami cukup banyak, hasilnya kami jual pak. Harganya paling mahal 20 ribu perkilogram," kata warga sekitar Ranu Klakah.
Fenomena koyo ini selalu terjadi pada musim kemarau yang ditandai dengan cuaca dingin semalaman, bahkan sampai pagi hari.
"Kalau dinginnnya seperti ini, biasanya gas belerang naik, maka ikan-ikan akan mati. Kalau tidak dipanen, kemungkinan akan mati ikannya," kata warga lainnya.
Hingga pukul 09.00 pagi ini, warga dari sekitar Klakah masih memadati Ranu Klakah untuk membeli ikan dengan harga murah.
"Jika cuaca tetap dingin, fenomena koyo ini bisa berlangsung selama dua hari," ujar Muin, warga sekitar.(*)