KETIK, MALANG – Cabai menjadi salah satu komoditas yang menyumbang inflasi cukup besar bagi Kota Malang. BPS Kota Malang mencatat kenaikan komoditas cabai rawit mencapai 81,94 persen, memberikan andil 0,17 persen terhadap inflasi Kota Malang.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan menjelaskan kebutuhan cabai di Kota Malang saat ini hanya ditopang dari dua kecamatan.
Kecamatan Lowokwaru dan Kecamatan Kedungkandang menjadi pemasok utama kebutuhan cabai lantaran memiliki lahan tadah hujan. Lahan tanaman cabai di dua wilayah itu juga luas.
"Untuk Kecamatan Lowokwaru ada di Kelurahan Merjosari, lahan tadah hujannya kurang lebih 36 hektare. Terdiri dari lahan untuk tanaman cabai rawit kurang lebih 20 hektare dan cabai besar dengan luas lahan 16,5 hektare. Di Kecamatan Kedungkandang kurang lebih ada 40 hektare yang status lahannya adalah lahan tadah hujan," ujar Slamet pada Rabu (6/12/2023).
Sejak bulan Oktober hingga November 2023 kemarin petani di Kecamatan Lowokwaru telah melakukan penanaman cabai. Diperkirakan pada pertengahan Desember 2023 cabai-cabai tersebut sudah dapat dipanen meskipun tidak terlalu banyak.
Sementara untuk Kecamatan Kedungkandang pada bulan Oktober hingga November 2023 baru mempersiapkan lahan. Termasuk pengolahan lahan, mempersiapkan bibit, hingga memasang mulsa di sepanjang media tanam.
"Di Kota Malang itu yang menjadi penopang kebutuhan cabai ya di dua kecamatan itu. Selebihnya di 3 kecamatan lain hanya lahan kecil-kecil, seperti yang ada di Kecamatan Sukun," lanjutnya.
Slamet menjelaskan bahwa Kelurahan Merjosari yang memiliki lahan sekitar 3 hektar mampu memproduksi sekitar 270 kg cabai dalam sekali panen. Sedangkan untuk cabai rawit dalam lahan seluar 2 hektar dapat menghasilkan 50 kg cabai rawit.
"Masa tanamnya beda-beda, ada yang baru tanam saat hujan mulai rutin, ada juga yang sudah tanam sebelum hujan kurang lebih Oktober-November 2023 kemarin. Di lahan tadah hujan ini biasanya petani secara berkelompok membeli air untuk penyiraman di tempat-tempat penanaman cabai itu," jelas Slamet.
Beberapa waktu yang lalu, Dispangtan Kota Malang telah membagikan 5.000 bibit cabai kepada 26 kelompok urban farming, Kelompok Wanita Tani, dan Kelompok Tani. Ia berharap pembagian benih cabai tersebut mampu tumbuh subur dan segera panen dalam jangka waktu tiga bulan ke depan.
"Kami sudah membagikan bibit cabai sebanyak 5.000 bibit disertai penyangga bibit cabai, pupuk NPK, dan pupuk kandang. Kita sudah buatkan grup untuk memonitor keberlanjutan pertumbuhan dari bibit cabai yang kita bagikan. Harapan kami cabai yang dipanen, sebagian bisa dikonsumsi, dijual, dan sebagian untuk benih selanjutnya. Sehingga dapat dikembangkan tanaman-tanaman cabai lainnya," tuturnya.