KETIK, SURABAYA – Anggota DPRD Kota Surabaya Baktiono menyebut Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berencana akan membangun Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk mengimbangi jumlah penduduk yang saat ini telah meningkat pesat.
"Saat ini jumlah SMP kan sekitar 63. Nah berdasarkan rasio penduduk saat ini jumlah tersebut masih kurang. Idealnya itu jumlahnya 114," jelasnya kepada Ketik.co.id.
Menurut politisi fraksi PDIP tersebut, kebutuhan 114 SMP negeri telah mempertimbangkan perhitungan ekonomi, kepadatan penduduk, dan sistem zonasi yang diterapkan Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
"Akan tetapi tetap ada prioritas, di mana Pemkot mengutamakan pembangunan sekolah di wilayah yang belum ada sekolahnya, baik SD maupun SMP," tambahnya.
Ketua komisi C tersebut juga menyoroti jumlah SMA dan SMK di Surabaya yang tidak bertambah dari waktu ke waktu. Untuk jumlah SMA di Surabaya saat ini berkisar 22 sedangkan untuk SMK hanya 12.
Pihaknya telah menganggarkan penambahan fasilitas bagi SMA dan SMK dalam RPJPD Kota Surabaya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jika terjadi perubahan di mana SMA dan SMK kembali diambil alih oleh Pemkot Surabaya.
"Untuk SMA dan SMK kan kewenangannya ada di Pemprov Jatim. Namun tetap kita anggarkan fasilitas, supaya nanti kalau ada perubahan peraturan maka SDM-nya sudah siap," paparnya.
Baktiono menuturkan, penambahan sekolah ini merupakan program prioritas yang sangat penting karena masih banyak wilayah di Surabaya yang tidak memiliki sekolah negeri. Salah satunya adalah kelurahan Kapas Madya Baru Kecamatan Tambaksari.
Banyak warga di daerah tersebut yang meminta kepada Pemkot untuk dibangun sekolah disana. Padahal wilayah tersebut merupakan yang wilayah dengan penduduk terpada di Kota Surabaya.
"Penduduk Kapas Madya Baru paling padat se-Kota Surabaya. Maka akan menjadi prioritas bagi pemkot untuk membangun SD dan SMP negeri di sana,"pungkasnya.(*)