KETIK, SURABAYA – DPRD Surabaya menyikapi adanya video viral karena kasus parkir liar di kawasan wisata Kebun Binatang Surabaya (KBS). Saat itu ditemukan oknum juru parkir yang memasang tarif tinggi hingga Rp35 Ribu oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (12/7/2024).
Kejadian ini sekaligus menjadi potret lemahnya pengawasan parkir di Kota Surabaya. Ujungnya pada kebocoran pendapatan parkir. Padahal, sektor parkir di kawasan wisata sejatinya menjadi salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi kota Pahlawan.
Wakil Ketua Komisi B Anas Karno menjelaskan sidak yang dilakukan Wali Kota Surabaya adalah awal untuk mengurai benang kusut merosotnya PAD sektor pajak.
Anas menambahkan hingga Mei 2024, realisasi retribusi parkir di Surabaya baru mencapai Rp5,7 miliar atau sekitar 10,34 persen saja.
"Pendapatan Asli Daerah (PAD) Surabaya tahun 2024 dari sektor parkir masih jauh dari target. Tahun ini, retribusi parkir tepi jalan ditargetkan dapat menyumbang PAD Surabaya hingga Rp55,4 miliar," terang politisi PDIP ini Senin, (15/7/2024).
Dirinya membandingkan pada 2023. Saat itu retribusi dari parkir tepi jalan ditargetkan menyentuh Rp60,4 miliar. Namun, pada realisasinya, Dishub Surabaya hanya bisa mencapai Rp23,16 miliar atau sekitar 38,33 persen.
Maka dari itu, Anas mengungkapkan upaya sidak wali kota di KBS tersebut menjadi pecutan bagi Dishub untuk semakin memaksimalkan PAD terutama dari sektor parkir.
"Apalagi, Pemkot Surabaya juga telah membangun kawasan-kawasan wisata yang cukup menarik. Seperti kawasan Kota Lama, Kebun Raya Mangrove yang diresmikan ibu Megawati, kemudian Adventure Land Romokalisari dan Taman Hiburan Pantai Kenjeran," terang Anas.
Anas menambahkan, bukan tidak mungkin tempat wisata ini akan menjadi penyumbang PAD terutama parkir sehingga potensi ini harus dimaksimalkan agar tidak terjadi kebocoran.
"Jadi mari kita berbenah, pola kinerja yang lebih baik untuk kebaikan kota Surabaya. Kita jaga semangat pak Wali kota Pak Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Pak Armuji yang sudah membangun Surabaya hingga seperti saat ini," pungkasnya.(*)