KETIK, SURABAYA – Media sosial sedang ramai dengan adanya beberapa remaja yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Beberapa faktor pemicu seseorang mengakhiri hidupnya yaitu dari faktor internal dan eksternal.
Dosen Bimbingan Konseling dan Psikologi UINSA Dra. Mierrina, SPsi mengungkapkan beberapa faktor ini sangat mempengaruhi seseorang untuk melakukan bunuh diri.
"Yang mendorong seseorang ingin mengakhiri hidupnya, secara umum dikarenakan adanya pikiran pada diri seseorang bahwa dirinya berada dalam situasi terjepit, tidak nyaman, tidak memahami makna hidup. Bahkan ada yang tanpa mengetahui alasan logis mengapa ia memiliki keinginan bunuh diri," paparnya pada Ketik Media, Jumat (20/10/2023).
Menurut Mierrina, faktor seseorang mengakhiri hidupnya dibedakan menjadi 2 faktor penyebab, yaitu internal dan eksternal.
Dosen Bimbingan Konseling dan Psikologi Uinsa Dra. Mierrina, SPsi. (Foto: dok. Pribadi)
"Faktor internal biasanya adanya luka masa lalu atau masa kecil yang tidak terselesaikan. Kemudian membuat diri individu berpikir bahwa melakukan bunuh diri adalah penyelesaian terbaik untuk lepas dari lukanya itu," ujarnya.
Ditambahkan Mierrina, faktor eksternal, biasanya disebabkan adanya tekanan dari luar dirinya, yang membuat mereka putus asa dan berpikir bahwa dengan bunuh diri akan lepas dari himpitan yang ada.
"Misalnya karena terbelit utang dikejar debt collector, sakit yang berkepanjangan tidak kunjung ada kesembuhan, ketidakmampuan untuk memenuhi harapan yang dibebankan pada dirinya, tidak adanya dukungan dari yang diharapkan," paparnya.
Selain itu, pemicu bisa terpengaruh karena adanya media sosial yang mendukung agar remaja mengakhiri hidupnya. Dan seseorang tersebut merasa kesepian dan mendapatkan teman semu di media sosial.
"Ini juga bisa jadi pemicu, di saat individu merasa lonliness karena orang di sekitarnya tidak peduli dirinya, maka dia lari ke media sosial," paparnya.
"Nah di media sosial ini kemungkinan mendapatkan "teman semu" yang seolah mendukung namun justru meracuni dan menguatkan ide bunuh dirinya. Atau juga informasi yang menyesatkan tentang ide bunuh diri," imbuh Psikolog RS Siloam ini.
Pencegahan orang-orang di sekitar sangat penting agar remaja tak menghabisi hidupnya yang berharga. Pentingnya peran orang tua untuk merangkul buah hati agar tidak merasa sendiri di dunia ini.
"Secara personal kita sebagai individu sebaiknya memiliki kepedulian kepada orang-orang di sekeliling kita dalam konteks keluarga melestarikan kembali komunikasi dan kehangatan dalam keluarga," ujar dosen Uinsa ini.
Menurutnya, saat ini sudah mulai hilang dengan padatnya kesibukan dan hanya mengandalkan smartphone dalam membangun komunikasi
"Mungkin perlu dilakukan gerakan no smartphone di jam berkumpulnya keluarga," jelasnya.
Menurutnya solusi terbaik untuk mencegah terjadinya remaja bunuh diri adalah hubungan dengan orang tuanya, dan sangat efektifnya orang tua mengawasi media sosial anak.
"Sangat penting, karena dari sinilah orang tua mengetahui interest anak pada hal apa, anak lebih banyak mengakses apa, komunikasi dalam pertemanan media sosialnya seperti apa dan lain-lain," ujarnya. (*)