KETIK, MOJOKERTO – Pemandangan tak biasa terlihat di acara upacara perkemahan Pramuka Kwarcab Kota Mojokerto di Lapangan Surodinawan, Kota Mojokerto pada Jumat (8/12/2023).
Kegiatan yang diikuti ribuan anggota Pramuka Se-Kota Mojokerto tersebut awalnya berjalan dengan lancar di bawah awan mendung.
Ketika Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari yang juga Kamabicab Kota Mojokerto memulai pidatonya, seketika hujan deras turun, diiringi petir menggelegar.
Ketua Kwarda Jatim HM Arum Sabil menyapa peserta upacara Pramuka di Kota Mojokerto. (Foto: Naufal/Ketik.co.id)
Giliran Ketua Kwarda Jatim HM Arum Sabil memulai pidatonya, hujan terus turun semakin deras. Sebagian peserta Pramuka berlarian ke tenda untuk berteduh.
Arum Sabil memilih tak berbicara panjang lebar. Ia mengingatkan bahwa insan Pramuka harus senantiasa menjalankan dasa darma Pramuka, salah satunya darma Pramuka kedua yakni cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
Ketua Kwarda Jatim itu langsung bergegas menyelesaikan pidatonya dan memilih turun lapangan. Mimbar pidato ditinggalkan dan langsung menembus hujan deras menyapa ribuan anggota pramuka.
Ketua Kwarda Arum Sabil dan Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari (Kamabicab) foto bersama saat hujan-hujanan bareng peserta. (Foto: Naufal/Ketik.co.id)
Aksi spontan Arum Sabil itu langsung diikuti oleh Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari dan Ketua Kwarcab Pramuka Kota Mojokerto Supriyadi Karima Saiful, serta Kiagus Firdaus Wakil Sekretaris Kwarda Pramuka Jatim.
"Apa cita-citamu?," tanya Arum kepada salah satu peserta.
Jawabannya beragam. Ada yang ingin menjadi pramugari, polisi, dokter, presiden, pengusaha, guru dan lain-lain.
"Jangan takut bercita-cita tinggi. Tetap semangat. Kuncinya adalah belajar dan jangan lupa olahraga," pesan Arum kepada kader Pramuka.
Arum Sabil menekankan bahwa kader Pramuka harus menjaga nilai-nilai dasa darma Pramuka dalam kehidupan sehari-hari.
Jika hal itu dijaga, artinya Pramuka Indonesia akan melahirkan kader-kader penerus bangsa yang akan nantinya akan menjadi pemimpin.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bersama Ketua Kwarda Jatim HM Arum Sabil menyalami peserta Pramuka. (Foto: Naufal/Ketik.co.id)
Sementara itu, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari yang juga Kamabicab Pramuka Kota Mojokerto juga ikut menyalami peserta upacara Pramuka di lapangan terbuka.
Ia memberikan semangat bahwa kader Pramuka tidak boleh takut hujan. Justru menyatu dan mencintai alam adalah salah satu perwujudan dalam dasa darma Pramuka.
Ning Ita, sapaan akrabnya, menyampaikan, dalam pramuka anak-anak akan ditempa jiwa, mental sekaligus fisiknya. Karena pada kegiatan-kegiatan seperti ini mereka dihilangkan seluruh fasilitas kenyamanan yang biasanya didapatkan di rumah.
“Tidur beralas tikar, mandi tidak setiap hari karena terbatasnya air karena banyaknya jumlah orang yang penting bisa untuk berwudhu, untuk sholat. Ini akhirnya akan menjadi satu media untuk menempa kekuatan mereka bagaimana keluar dari zona nyaman. Bagaimana mereka harus survive, harus bertahan,” jelasnya.
Pada kegiatan perkemahan ini, Ketua Kwarda Pramuka Jatim HM Arum Sabil menyematkan Lencana Pancawarsa I-VIII serta pelantikan Pramuka Siaga, Penggalang, dan Penegak. (*)