KETIK, SURABAYA – DPRD Surabaya sedang mengawasi acara yang digelar Pemkot karena diduga berbau politik. Pasalnya ada dua calon legislatif (caleg) yang memberikan sambutan saat kegiatan tersebut berlangsung pada Selasa, (14/11/2023).
Wakil Ketua Komisi A DPRD Surabaya Camelia Habibah menjabarkan ada beberapa nama yang terdaftar di KPU sebagai caleg ikut terlibat dalam acara yang bersumber dari dana APBD Kota Pahlawan.
Dugaan ini muncul dari laporan masyarakat yang menganggap pemerintah kota kecolongan karena hadirnya dua caleg yaitu Fuad Bernadi (Caleg DPRD Jatim) dan Aryo Seno Bagaskoro (Caleg DPRD Kota Surabaya).
"Kami mengingatkan badan pemerintahan untuk lebih hati-hati dalam masa politik saat ini. Jika memang ada afiliasi atau sudah terikat dia itu caleg dari kegiatan-kegiatan publik yang itu bersumber dari APBD Kota Surabaya," paparnya dalam rapat hearing komisi A.
"Jika memang ada afiliasi atau sudah terikat dia itu caleg, (hindari) dari kegiatan-kegiatan publik yang itu sumber kegiatannya bersumber dari APBD Kota Surabaya,” imbuh Habibah.
Kehadiran caleg itu menurutnya menyelipkan unsur kampanye dalam acara yang dananya bersumber pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Ditambah, seluruh yang hadir serentak memakai kaos warna partai politik (parpol) tertentu.
“Semua sudah tahu (itu partai apa), terus kostum-kostum itu tolong dihindari, simbol bendera-bendera partai politik tolong dihindari. Kalau memang ada kostum yang dikeluarkan, carilah warna yang netral,” imbuhnya.
Menurutnya, sehingga penafsiran masyarakat atau suuzon masyarakat itu terhindari, bahwa sesuai dengan instruksi bahwa wali kota, pemerintah kota mulai aparatur (sipil negara) Kota Surabaya sampai tingkat RT harus menjaga netralitasnya.
"Ini pemerintah kota bikin kegiatan tidak menunjukkan yang disampikan Pak wali kota. Justru yang sambutan itu adalah dua caleg dari partai politik. Itu kita mengingatkan,” terang Habibah.
Habibah menjelaskan, The Leader 2045 awalnya hanya ada sambutan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Tetapi di tengah acara ada tambahan sambutan untuk kedua tokoh yang diundang tersebut.
Menurut Habibah, hal ini memperlihatkan bahwa Pemkot Surabaya kecolongan atas apa yang disampaikan Eri Cahyadi, yakni Kota Surabaya harus bersikap netral selama Pemilu 2024.
"Kami ingin bagian pemerintahan, memberi pengetahuan pada seluruh lurah, camat terkait suasana saat ini. Benar-benar harus menjaga marwah Wali Kota yang sudah berkali-kali menyampaikan Pemkot Surabaya harus netral. Nah, Kabag pemerintahan harus mendeskripsikan perkataan wali dengan kebijakannya dengan kegiatan-kegiatannya," ungkapnya.
Sementara Kepala Bagian Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Arief Boediarto mengatakan, acara The Leader 2045 murni mengajak pemuda menjadi generasi emas tahun 2045 bertepatan dengan momen Sumpah Pemuda.
“Kita tidak tahu ternyata kalau acara ini dipandang dari sudut lain, karena kenyataan itu yang menjadi cita-cita kami bahwa, ayo kita bangun para pemuda kita, sehingga bisa mereka berkompetisi, bisa menjadi pemimpin-pemimpin pada tahun 2045,” pungkasnya. (*)