KETIK, JAKARTA – Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sedang melakukan investasi pertahanan dengan memborong alat utama sistem pertahanan (Alutsista). Puluhan triliun siap dikeluarkan agar militer Indonesia ditakuti lawan.
Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Yusuf Jauhari kepada CNBC Indonesia mengatakan penganggaran untuk pengadaan Alutsista dibiayai melalui program Pinjaman Luar Negeri (PLN) dan program Pinjaman Dalam Negeri (PDN) dengan besar anggarannya disesuaikan untuk masing-masing kegiatan.
Adapun untuk besaran anggaran pengadaan Alutsista dan Fasilitas Kesehatan TNI, ungkap Yusuf, untuk yang melalui program PLN ialah US$ 12,6 miliar. Sedangkan, yang melalui program PDN ialah sebesar Rp 11,5 triliun.
Yusuf mengatakan, investasi pertahanan ini untuk memberikan keuntungan bagi masyarakat Indonesia dan keutuhan NKRI, serta menjamin keberlangsungan pembangunan nasional.
Yusuf menyebut beberapa daftar pengadaan alutsista yang dipesan merupakan kerja sama antara Kementerian Pertahanan RI dengan BUMN dan swasta.
Berbagai alustsista yang diborong Kemhan dalam rangka memperkuat militer RI, yaitu:
1. Pengadaan Alat-alat Utama Matra Darat
- Harwat/Overhaul/Upgrade Bell 412
- Rampur Badak Kanon 90mm
- Ran Komando Jabatan Gol V (maung)
- Rampur Anoa (basic)
- Kendaraan satuan operasional: SPM 150 cc, SPM listrik, Rantis 4x4
2. Pengadaan Alat-alat Utama Matra Laut
- Kapal Offshore Patrol Vessel
- Frigate
- Kapal (KCR) 60
- Refurbishment 41 KRI
- Submarine Rescue Vehicle system
- Kapal Full Combat Mission
- Pesud Fix Wing Angkut atau Cargo sedang.
3. Pengadaan alat-alat Utama Matra Udara
- Pesawat Rafale dan dukungannya
- Pesawat A-400M dan dukungannya
- Pesawat Angkut Berat (pesawat C-130J-30 Super Hercules)
- Modernisasi pesawat C-130H/HS
- (A) MRCA / Mirage 2000 (beserta dukungannya)
- Pesawat lift dan dukungannya
4. Pengadaan peningkatan fasilitas kesehatan TNI, meliputi fasilitas kesehatan TNI AD, TNI AL, dan TNI AU (*)