KETIK, SURABAYA – Kemiskinan di Jatim disebut-sebut terus mengalami penurunan secara signifikan. Untuk itu perlu analisis data kategori untuk mencari lebih dalam pemodelan statistik untuk mendukung pengambilan keputusan.
Untuk memanfaatkan ilmu statistika kategori kemiskinan di Jawa Timur, Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Dr Vita Ratnasari SSi MSi meneliti integrasi data kategori dalam pemodelan statistik untuk mendukung pengambilan keputusan.
Vita menjabarkan pemodelan data kategori ini merupakan salah satu jenis data yang marak digunakan, terlebih dalam survei secara nasional.
"Saat ini pemerintah juga menggunakan data kategori untuk membuat keputusan agar menghasilkan kebijakan yang lebih tepat dan akurat,” ungkap profesor dari Departemen Statistika ITS ini.
Vita menjabarkan alasan mengangkat objek berupa kemiskinan di Jatim karena saat ini kemiskinan adalah salah satu isu utama yang sangat erat kaitannya dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Vita menerangkan, penelitiannya menggunakan model Zero-Inflated Ordered Probit (ZIOP). Lebih lanjut, Vita menjelaskan, model ZIOP adalah salah satu jenis pemodelan statistik yang digunakan untuk mengatasi masalah data yang mempunyai nilai nol yang berlebih (zero-inflated) dan mempunyai data yang berskala ordinal.
Alumnus program doktoral Statistika ITS ini menerangkan, model ZIOP tersebut sangat sesuai untuk diterapkan pada kasus kemiskinan yang menggunakan variabel respon ordinal. Yakni yang terdiri dari kategori tidak miskin, rentan miskin, hampir miskin, miskin, dan sangat miskin. “Penelitian ini akan difokuskan pada kemiskinan di Jawa Timur, karena saat ini persentase penduduk miskinnya masuk dalam urutan ke-16 tertinggi di Indonesia,” paparnya.
Perempuan kelahiran Jember ini menunjukkan bahwa persentase penduduk miskin di Jawa Timur adalah sebesar 10,49 persen, masih belum mencapai target pemerintah sebesar 7 persen.
"Oleh karena itu, perlu dikaji variabel apa saja yang sekiranya akan menurunkan persentase penduduk miskin di Jawa Timur,” terangnya.
Mendukung pernyataan tersebut, Vita mendapati bahwa variabel yang mempengaruhi tingkat kemiskinan dapat berasal dari banyak aspek. Yakni mulai dari aspek demografi seperti usia dan jenis kelamin, hingga kondisi rumah seperti sumber air minum dan luas lantai sebagai indikator ekonomi suatu keluarga.
Tak hanya itu, dosen yang saat ini juga menjabat sebagai Sekretaris II Departemen Statistika ini juga membandingkan model ZIOP temuannya dengan model Probit Ordinal yang biasa digunakan. “Hasilnya, model ZIOP secara signifikan lebih baik dalam menjelaskan data dibandingkan dengan model Probit Ordinal konvensional,” tutur istri dari Dr Ir Prasetyo Wahyudie MT ini.
Melalui hasil penelitiannya, Vita berharap agar ke depannya analisis data kategori menggunakan metode ZIOP dapat memberikan kontribusi penting dalam pemahaman dan analisis data ordinal. “Diharapkan kasus data dengan permasalahan nol berlebih tetap dapat dianalisis dalam berbagai bidang ilmu untuk mendapatkan wawasan serta informasi yang lebih detail,” tegasnya.
Dosen yang telah meneliti data kategori sejak menempuh studi sarjana ini juga membagikan fakta bahwa saat ini pengembangan untuk pemodelan data kategori masih sangat terbatas. Hal ini justru berlawanan dengan fakta bahwa ketersediaan data di lapangan sudah sangat banyak.
“Saya harap pengembangan analisis data kategori ini akan dapat terus dieksplorasi untuk mengatasi lebih banyak persoalan di Indonesia,” tandasnya penuh harap. (*)