KETIK, SURABAYA – Salah satu perawatan mudah untuk ban mobil adalah menjaga tekanan udaranya. Meski demikian, tak jarang pemilik yang malas dan asal pakai saja.
Sebenarnya bila kita bisa menjaga tekanan udara sesuai rekomendasi pabrikan bisa membuat usia pemakaian ban lebih optimal. Dengan demikian, pemilik mobil tak harus keluarkan dana sebelum waktunya.
Saat mengisi tekanan udara, meski sudah ada aturan dan pedoman, tak jarak pemilik mobil yang asal sebut. Dampaknya membuat udara yang masuk tak sesuai, bisa kelebihan atau justru kurang.
Dari keduanya, lantas lebih baik yang mana, ban mengalami kelebihan tekanan udara atau justru malah kurang dari standar yang seharusnya?
Manager PT Gajah Tunggal Tbk Zulpata Zainal menjelaskan, tentangl tekanan udara ban jangan asal sebut atau mengira ngira. Paling idel mengikuti rekomendasi dari pabrikan.
"Paling tepat sesuai rekomendasi pada buku pedoman atau stiker di pintu pengendara. Jadi jangan kira-kira karena ban itu kan cukup krusial, karena itu perlu perawatan," kata Zulpata
Terkait soal pertanyaan sebelumnya, Zulpata menjelaskan, bila dalam kondisi tertentu sebaiknya memang kelebihan tekanan udara dibanding kurang. Karena bila tekanan udara kurang, dampak negatifnya akan lebih banyak dibanding kelebihan tekanan. Seperti, mobil yang menjadi berat, boros bahan bakar, sampai risiko lainnya yang fatal.
"Kalau tekanan udara kurang defleksi ban akan berlebih. Efeknya lebih merugikan, karena membuat panas dan saat berbahaya bila sedang berkendara di jalan tol pada kecepatan yang relatif tinggi dibanding jalan biasa," ucapnya.
Lebih lanjut Zulpata menyarankan, pemilik mobil sebaiknya melakukan pengecekan tekanan udara secara rutin. Hal ini bisa dilakukan secara berkala lima hari atau satu minggu sekali. Agar lebih akurat, selain melihat secara fisik sebaiknya pengecekan juga dilakukan menggunakan alat ukur.
Sebagai alternatif bisa juga mengandalkan tire pressure monitoring system (TPMS) yang sudah banyak ditemui di toko-toko aftermarket. (*)