KETIK, MALANG – Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) tengah melakukan perbaikan sebanyak 62 titik drainase di tahun 2023. Hingga akhir tahun, progres penyelesaian perbaikan drainase telah mencapai 93 persen.
"Dari 35 paket itu di dalamnya ada 62 titik drainase, kita pengadaannya itu ada yang konsolidasi. Jadi untuk penyelesaian (drainase) di akhir tahun ini, kita sudah berkisar 93 persen," ujar Kepala DPUPRPKP Kota Malang Dandung Djulharjanto Senin (4/11/2023).
Dari 63 titik drainase yang diperbaiki, tersisa empat lokasi yang masih dalam tahap penyelesaian, termasuk untuk pembuatan bak kontrol. Di antaranya bozem Tunggulwulung, Jalan Sulawesi, Jalan Ki Ageng Gribig, dan Jalan Danau Toba. Ia menjelaskan tahun ini perbaikan drainase lebih fokus pada daerah Sawojajar.
"Jadi memang untuk tahun ini, fokus kita memang untuk penyelesaian yang di Sawojajar. Tapi juga tidak meninggalkan titik-titik lainnya karena kita juga melakukan penyelesaian di daerah Jalan Ahmad Yani, kemudian di Kemirahan dengan dibangunnya bozem Tunggulwulung di Jalan Angklung," jelasnya.
Berdasarkan perhitungan dari DPUPRPKP Kota Malang, penanganan drainase di Sawojajar berhasil menurunkan genangan hingga 40-50 persen. Jumlah tersebut diakumulasikan dari ketinggian genangan yang pernah mencapai hingga lutut orang dewasa.
"Memang dulu di Sawojajar itu tingginya genangan bisa lebih dari satu lutut. Nanti diproyeksikan bisa mengurangi tinggi genangan itu. Jadi misal mungkin genangannya bisa setinggi mata kaki dan peresapannya kurang lebih juga sekitar 15 menit air bisa meresap," jelasnya.
Menurutnya yang menjadi kendala utama dalam perbaikan drainase ialah utilitas yang berada di dalam tanah. Pihaknya sempat berkoordinasi dengan PDAM Kota Malang untuk mengidentifikasi titik pipa yang tidak dapat diprediksi.
"Utamanya kita terkendala utilitas di dalam tanah. Walaupun secara perencanaan kita sudah teridentifikasi, namun letaknya itu kan yang kita tidak bisa memprediksi posisinya di mana. Kita juga sudah koordinasi dengan PDAM. Kalau untuk cuaca hujan sekarang ini, itu tidak bisa diprediksi. Jadi kendala utamanya ya utilitas," beber Dandung.(*)