KETIK, SURABAYA – Rencana pembangunan proyek strategis nasional (PSN) Kawasan Pesisir Terpadu Surabaya Waterfront Land yang akan dilakukan di pesisir timur Kota Surabaya, harus melewati studi kelayakan yang mendalam.
Menurut Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Baktiono, studi kelayakan ini sangat penting untuk mengetahui dampak pembangunan PSN baik bagi lingkungan maupun masyarakat sekitar. Mengingat nantinya pembangunan PSN tersebut akan melakukan proses reklamasi pantai.
"Harus terlebih dahulu memiliki studi kelayakan, kemudian dokumentasi yang bisa dipublikasikan dengan meminta masukan masyarakat apa dampak yang terjadi di sana," kata Baktiono, Jumat (12/7/2024).
Lebih lanjut, dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) dan jangka panjang (RPJPD) Kota Surabaya nantinya akan dibangun pulau buatan yanv jaraknya sekitar 100 meter dari Kota Surabaya.
"Tentunya kalau perindustrian mungkin sangat kecil, tetapi kira-kira untuk perumahan eksklusif," tambahnya.
Dalam studi kelayakan yang dilakukan akan meliputi beberapa aspek, seperti dampak pembangunan pada lahan konservasi mangrove dan potensi terjadinya pendangkalan laut karena sedimentasi.
Salah satu yang menjadi perhatian politisi PDIP tersebut tentu saja adalah ekosistem laut yang sangat penting bagi keberlanjutan mata pencaharian para nelayan di Kota Surabaya. Belum lagi dengan jalur pelayaran mengingat tak jauh dari lokasi tersebut terdapat pelabuhan Tanjung Perak yang cukup padat.
"Jangan sampai nanti ekosistem laut jadi rusak. Kalo rusak kasihan nelayan, mau cari ikan dimana?" paparnya.
Oleh sebab itu dirinya akan melaporkan hasil pertemuan dan pembahasan ke pemerintah pusat untuk ditindak lanjuti. Hasil dari dengar pendapat ini penting dalam menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya.
"Kami juga menyampaikan ini ke presiden, DPR RI, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)," pungkasnya. (*)