KETIK, BATU – Koordinator Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, dr Susana Indahwati mengatakan, setiap tahun ditemukan 1-3 orang penderita kusta baru di Kota Batu.
Menurutnya, angka kunjungan Kota Batu yang tinggi serta pengiriman produk pertanian keluar Kota Batu menjadi potensi masih bisa munculnya penyakit Kusta.
"Kusta merupakan penyakit menular yang tidak mudah menular. namun, Interaksi dengan berbagai orang dari luar kota bisa jadi potensi penularan Kusta," katanya, Senin (29/1/2024).
dr Susana menguraikan, Dinas Kesehatan Kota Batu tetap berusaha melakukan upaya deteksi ini penyakit Kusta. Yaitu melalui kerjasama penemuan kasus dengan dokter spesialis kulit di semua rumah sakit di Kota Batu.
Serta pemberian edukasi Cardinal Sign Kusta seperti bercak kulit mati rasa, penebalan syaraf disertai gangguan fungsi serta hasil pemeriksaan skin smear positif kepada masyarakat.
"Puskesmas di Kota Batu mampu melakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk diagnosa Kusta dengan didampingi Dinas Sementara pengobatan kusta gratis di seluruh puskesmas se-Kota Batu," urainya.
Untuk diketahui, penyakit kusta merupakan golongan penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi, dan saluran pernapasan. Kusta umumnya dapat ditangani dan jarang menyebabkan kematian.
Namun, penyakit kusta berisiko menyebabkan cacat. Hal ini membuat pasien kusta berisiko mengalami diskriminasi yang dapat berdampak pada kondisi psikologisnya.
"Sebagai penyakit kelompok Neglected Desease (Penyakit Terabaikan), penyakit kusta perlu mendapatkan perhatian khusus," jelas dr Susana.
Lebih lanjut, dr Susana menguraikan, Hari Kusta Sedunia diperingati setiap hari Minggu terakhir bulan Januari. Di tahun 2024 ini, peringatan Hari Kusta Sedunia atau World Leprosy bertepatan pada hari Minggu 28 Januari.
Peringatan Hari Kusta Sedunia, dikatakannya bertujuan untuk untuk menciptakan kesadaran terhadap stigma yang melekat pada penyakit ini. Yakni dengan menyadarkan bahwa kusta adalah penyakit yang disebarkan oleh sejenis bakteri dan dapat disembuhkan.
"Jadi, kusta bukan disebabkan oleh kutukan, guna-guna, makanan atau penyakit keturunan seperti yang masih banyak timbul anggapan di masyarakat," tegasnya.(*)