KETIK, LUMAJANG – Awal musim penghujan di Kabupaten Lumajang menyebabkan petani rugi sampai ratusan juta. Sedikitnya 30 hektar tanaman tembakau di Lumajang tergenang air hujan, dan sebagian di antaranya terancam gagal panen.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau (APTI) Kabupaten Lumajang Dwi Wahyono menjelaskan, genangan air yang terluas terjadi di Desa Bades Kecamatan Pasirian, yakni sekitar 10 hektar.
Sisanya ada di Desa Kabuaran, Wonogriyo Kecamatan Tekung dan Desa Kaliwungu Kecamatan Tempeh.
Kerugian akibat genangan air ini, menurut Dwi Wahyono diperkirakan mencapai Rp 750 Juta.
"Kalau dihitung dengan sewa lahan, pembibitan, pengolahan tanah, penanaman dan pemupukan, biayanya sekitar Rp 25 juta per hektar. Kalau 30 hektar ini rusak semua, ya kerugiannya bisa mencapai Rp 750 juta," kata Dwi Wahyono.
Walau demikian, kata Dwi Wahyono, petani masih berusaha keras untuk menyelamatkan tanaman tembakaunya dan memperbaiki guludan tanah pada tanaman tembakaunya.
"Ini petani gambling, guludan tanahnya diperbaiki lagi. Dengan harapan akar masih tetap kuat, dan tanaman tembakau masih bisa dipertahankan. Harapan kita masih bisa diselamatkan tanaman tembakau petani kita," ujar Dwi Wahyono.
Ia menjelaskan, berdasarkan perkiraan petani saat ini seharusnya masih musim kemarau, sehingga kualitas tembakau maksimal, dan petani bisa memiliki keuntungan yang lebih besar.
"Kabarnya di daerah Jawa Timur bagian barat belum ada hujan. Saya dengar dari kawan-kawan APTI di Jawa Timur. Saya juga heran kok Lumajang hujan duluan," ujarnya. (*)